Nyawa ibarat nyamuk sekali tepuk langsung mati
Melayang terbang dengan mudah sesuai garis ilahi
Sayang, waktu memintanya secara misteri
Sekali waktu banyak diminta sehingga meninggalkan luka sangat pedih
Sampai seisi alam ikut merintih
Sakit rasanya mendengar tangis isak family
Kalau begini, aku hanya tertegun didepan layar kaca televisi
Menghitung nyawa yang permisi pergi
Rasanya Tuhan terlalu kejam saat menghakimi
Bukan, ini bukan caranya untuk menyakiti
Bukan, juga keinginannya dalam memberi sanksi
Ini janji yang sudah lama namun, akan terjadi pasti
Di dalam kitab sudah (sering} berbunyi.
Hanya saja penghuni bumi lupa memahami
kalau alam juga sama punya hati
http://cucuharis.wordpress.com/2010/11/07/puisi-merapi-merapi/
0 komentar:
Posting Komentar